Pentingnya Kampung Ramah Anak di Wilayah Kita
Perjuangan mempersiapkan anak sebagai
generasi berkualitas berarti membangun dan mensejahterakan kehidupan
anak sedini mungkin, yang dimulai dari masa anak dalam kandungan,
kemudian terlahir dan berada di dalam pengasuhan keluarga, dengan menerapkan Kampung Ramah Anak hingga
kemudian anak dewasa dan masuk ke lingkungan yang lebih besar, yakni
lingkungan masyarakat. Dalam proses tumbuh kembang tersebut, anak juga
memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi agar bisa bertumbuh kembang
secara optimal.Kebutuhan tersebut bukan hanya terkait kebutuhan fisik,
namun juga kebutuhan sosial dan psikologis, serta lingkungan yang
mendukung berkembangnya semua potensi yang dimilikinya.
“Lingkungan yang baik, akan menghasilkan
anak yang baik yang selanjutnya akan berkembang menjadi insan dewasa
dan berada di lingkungan yang lebih luas lagi, yaitu wilayah dan negara
serta dunia. Kita tidak dapat mengharapkan adanya sumber daya manusia
yang handal, jika lingkungan untuk anak tidak baik,”ungkap Menteri
PP-PA, Linda Amalia Sari Gumelar, dalam acara Talkshow dan Pameran Kampung Ramah Anak di Universitas Trisakti, yang digelar sebagai bagian
dari rangkaian Hari Anak Nasional 2014, Rabu (16/7).
Untuk menciptakan
lingkungan yang baik tersebut, Linda mengatakan bahwa institusi yang
dipimpinnya telah mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 6 Tahun 2013
tentang Pelaksanaan Pembangunan Keluarga dan juga kebijakan menuju
Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA). Tujuan kebijakan menuju Kampung Ramah Anak Yogyakarta antara lain
untuk membangun sebuah sistem pembangunan anak yang lebih terintegrasi
dan berkelanjutan dalam dimensi kabupaten/kota, sehingga percepatan
pemenuhan hak-hak anak segera dapat dilakukan oleh semua pihak.
Sampai
tahun ini,KPP-PA telah mencatat 186 kabupaten/kota yang telah
mengembangkan kab/kotanya menuju layak anak, yang kemudian oleh
beberapa daerah seperti di Yogyakarta, Surabaya telah mengembangkan
sampai ke tingkat RT/RW sebagai Kampung Ramah Anak.
Pentingnya Kampung Ramah Anak di Wilayah Kita
Dalam kesempatan yang sama, Linda juga
menekankan pentingnya Kampung Ramah Anak sebagai bagian dari pembangunan
Kabupaten/Kota layak Anak. “Mengapa hal ini penting? Karena dewasa ini
kehidupan kampung juga sangat dinamis, menghadirkan berbagai
permasalahan dan tantangan dan dengan semakin terbukanya teknologi,
informasi dan komunikasi yang dapat diakses oleh semua pihak, tidak
terkecuali anak. Perkembangan kampung yang pesat namun kurang terencana
tentu akan menambah resiko anak dalam tumbuh kembangnya,”papar Linda.
Terlebih, Linda menambahkan, kasus-kasus trafiking, pernikahan dini
eksploitasi dan berbagai masalah sosial lainnya, biasanya bermula dari
kondisi Kampung Ramah Anak yang kurang kondusif bagi anak. Padahal, menurut data
proyeksi BPS tahun 2013, jumlah anak Indonesia adalah 30% dari jumlah
total penduduk di Indonesia, yakni 82,5 juta jiwa, dan 57%-nya tinggal
di perdesaan/kampung. Angka ini akan bertambah dengan pertumbuhan
penduduk 2,1% pertahun.
Untuk itu, Linda berharap agar Perguruan
Tinggi pun ikut mengambil perannya dalam mendukung pemerintah dalam
upaya pemenuhan hak anak melalui Kampung Ramah Anak ini. “Perguruan tinggi mempunyai peran dalam
melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pengajaran,
penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Dengan melaksanakan fungsi
tersebut diharapkan perguruan tinggi dapat mendukung pemerintah dan
pemerintah daerah dalam melaksanakan penelitian atau kajian yang
mendukung pada perumusan kebijakan tentang pemenuhan hak anak,”ungkap
Linda.
Disamping itu, Linda juga menambahkan bahwa perguruan tinggi
melalui peran pengabdian pada masyarakat dapat juga melakukan fasilitasi
pada pemerintah, serta sosialisasi pada masyarakat dalam meningkatkan
pemahaman mereka, untuk mewujudkan lingkungan dan komunitas yang
mendukung pemenuhan kebutuhan anak melalui pengembangan kampung ramah
anak.
“Saya sampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan kepada penyelenggara acara ini. Semoga gagasan mengenai
Kampung Ramah Anak ini akan mendapat tanggapan dari berbagai kalangan
dan sangat diharapkan akan banyak yang dapat segera berupaya menghimpun
kekuatan untuk mewujudkannya. Semua ini adalah untuk anak-anak kita,
yang dalam waktu dekat, akan menggantikan kita semua untuk berperan
dalam kehidupan dan pembangunan negeri kita. Berinvestasi untuk
membangun anak, berarti berinvestasi untuk membangun masa depan,”tandas
Linda di akhir pembicaraannya. [HN]
sumber : http://www.kemenpppa.go.id/index.php/publikasi/berita/12-anak/675-hm
No comments:
Post a Comment